Pagi ini, langit terlihat muram
Awan terlihat menggumpal
Beberapa mulai menghitam
Mentari belum terlihat di pelupuk mata
Embun masih menari nan indah di rerumputan, sisa hujan semalam
Sejuknya berasa di tiap hirupan
Menusuk dalam hingga ke paru
Rasanya pun masih membekas, sisa rindu semalam
Kali ini bukan jarum jam yg ku hitung detik demi menitnya
Melainkan tetesan embun yang jatuh ke tanah
Tiap tetesnya membuatku tak sadar, bahwa sekitarku hampir ramai kendaraan berlalu lalang
Kesibukan mulai menghantui minggu pagi
Akan tetapi, mentari belum sibuk menampakkan diri
Tatkala langit mulai menjelma birunya
Lalu gerombolan awan mulai memutih
Kemana kau pergi?
Kemana cahaya yang mampu mebembus awan?
Cahaya yang mampu memeluk dengan hangat sampai mampu membangunkanku dari lelapnya rindu
Rindu yang menenggelamkanku hingga ke inti yang paling dalam
Tiada yang mampu menawar selain bersua
Mentari, tolong aku
Bangunkan aku
Jangan biarkan rindu melelapkan ku, hingga lupa betapa banyak mimpi yang harus aku wujudkan
Awan terlihat menggumpal
Beberapa mulai menghitam
Mentari belum terlihat di pelupuk mata
Embun masih menari nan indah di rerumputan, sisa hujan semalam
Sejuknya berasa di tiap hirupan
Menusuk dalam hingga ke paru
Rasanya pun masih membekas, sisa rindu semalam
Kali ini bukan jarum jam yg ku hitung detik demi menitnya
Melainkan tetesan embun yang jatuh ke tanah
Tiap tetesnya membuatku tak sadar, bahwa sekitarku hampir ramai kendaraan berlalu lalang
Kesibukan mulai menghantui minggu pagi
Akan tetapi, mentari belum sibuk menampakkan diri
Tatkala langit mulai menjelma birunya
Lalu gerombolan awan mulai memutih
Kemana kau pergi?
Kemana cahaya yang mampu mebembus awan?
Cahaya yang mampu memeluk dengan hangat sampai mampu membangunkanku dari lelapnya rindu
Rindu yang menenggelamkanku hingga ke inti yang paling dalam
Tiada yang mampu menawar selain bersua
Mentari, tolong aku
Bangunkan aku
Jangan biarkan rindu melelapkan ku, hingga lupa betapa banyak mimpi yang harus aku wujudkan
Komentar
Posting Komentar