Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Mentari, bangunkan aku

Pagi ini, langit terlihat muram Awan terlihat menggumpal Beberapa mulai menghitam Mentari belum terlihat di pelupuk mata Embun masih menari nan indah di rerumputan, sisa hujan semalam Sejuknya berasa di tiap hirupan Menusuk dalam hingga ke paru Rasanya pun masih membekas, sisa rindu semalam Kali ini bukan jarum jam yg ku hitung detik demi menitnya Melainkan tetesan embun yang jatuh ke tanah Tiap tetesnya membuatku tak sadar, bahwa sekitarku hampir ramai kendaraan berlalu lalang Kesibukan mulai menghantui minggu pagi Akan tetapi, mentari belum sibuk menampakkan diri Tatkala langit mulai menjelma birunya Lalu gerombolan awan mulai memutih Kemana kau pergi? Kemana cahaya yang mampu mebembus awan? Cahaya yang mampu memeluk dengan hangat sampai mampu membangunkanku dari lelapnya rindu Rindu yang menenggelamkanku hingga ke inti yang paling dalam Tiada yang mampu menawar selain bersua Mentari, tolong aku Bangunkan aku Jangan biarkan rindu melelapkan ku, hingga lupa betap...

Mawar, Duri, Kumbang dan Tangkainya yang Malang

Malangnya nasib mawar Berakhir dengan layu lalu digantikan Padahal, ia tak pernah marah pada duri yg tumbuh meruah Sejatinya ia paham, bahwa bagian duri ialah melindunginya Selalu ada yang menunggu mawar hingga mekar Memuja dan mengagumi keindahannya Lalu merayu untuk menghisap sarinya Iya, ia adalah sang kumbang Menunggu mawar merekah indah Namun tak menjaganya hingga layu singgah Mawar paham itu, Iya tak pernah menolak tatkala kumbang hinggap lalu pergi meninggalkannya Sayang sekali, mawar tak pernah menyadari Tangkai lemah yang bergoyang tertiup angin Betapa setianya kau wahai tangkai Bahkan saat mawar belum mekar pun kau sudah ada sebagai penopang Hingga tiba saatnya mawar layu Lalu kelopaknya berjatuhan satu persatu Tangkai menjagamu dengan semua kekuatannya untuk menopang keindahan yang kau miliki Sampai-sampai tangkai pun turut layu bersamamu Setidaknya mawar sedikit beruntung Ia mati dalam damai, pujian, bersama tangkainya yang malang Tetaplah indah wahai ...

Dimana Harus Aku Letakkan Masa Lalu?

Sepanjang pertengkaran, Perdebatan selalu karena permasalahan masa lalu Apakah ini sebuah kesalahan? Kadang rasa bersalah selalu hinggap di jiwa Rasa bersalah yang sama sekali tak ku buat sendiri Aku tak memulainya dengan kesalahan Tapi, apa mungkin ia yang memulainya dengan kesalahan? Aku tak pernah tahu rasa bersalah seperti apa yg terasa Sejatinya, aku hanya perempuan biasa Bahkan aku perempuan yang mengerti rasanya tersakiti Mengerti rasanya terkhianati bahkan di tinggal pergi Aku pun tahu perasaannya Aku paham pula penyebab sikapnya Tapi kenapa hadir dengan tidak terhormat? Kenapa menghampiriku dalam ramai? Aku berada jauh di depanmu Sadarlah, kau sudah tertinggal jauh di belakangnya Aku tak benar-benar salah Lalu kau pun tak benar-benar kehilangan Mungkin saat membaca tulisan ini, kamu tersenyum dan merasa menang Ya, kamu memang berhasil Caramu hadir dalam kehidupanku, mengganggu tenangku Mengganggu perasaanku Ketahuilah, dalam lubuk hati yang dalam Aku ka...

Malam yang Membawaku pada Rindu

Siang tadi sepanjang jalan dengan kuyup Rasanya, aku ingin menggenggam hujan Namun ia hilang di tanganku Hanya basah dan dingin yang terasa Sementara itu, aku ingin menyimpan tiap tetesnya Agar bisa ku hadirkan kapan pun Bagi rumput yang layu, lalu merindukan embun Nyatanya, aku masih menyimpan segaris senyum Tatkala mendengar cerita tentangnya hari ini Kemudian pena membawaku, Membawa untuk melukis irama pada malam Malam yang indah, sepi namun gelap Hanya hembusan dingin yang ramah menyapa Bintang malam yang bersinar dalam pekat dan tenang Laksana alam memberiku keteduhan Keteduhan yang menuntunku untuk merindu Masih tertinggal serpihan imaji yang tak terurai Bagaimana bisa aku sampaikan? Rindu adalah rangkaian cinta yang tak terbaca Cinta yang hanya mendesak ego beserta logika Aku rasa kata tak cukup mampu guna memaparkan

Teruntuk sahabatku, Natasha dan Chika

Kau tidak akan merasakannya sampai kau memilikinya Kau tidak akan takut kehilangannya sampai kau menggenggamnya erat Kau tahu apa itu? Iya, teman baik Sejauh ini, Kakiku melangkah tanpa arah Mencari tujuan yg tak ku tahu sampai dimana Hingga akhirnya, Aku bertemu dengan sosok yg luar biasa Menuntunku dalam kebaikan Mengingatkanku ketika buruk hampir ku hinggapi Hay teman, Apa kabarmu? Semoga harimu penuh dengan limpahan bahagia Hingga sedih pun enggan menghampiri Hay sahabat, Baiklah kau dalam tutur katamu Baiklah kau dalam perilakumu Terimakasih sudah sedikit mengubah hidupku Terimakasih sudah menjadi bagian dari bahagiaku Teruntuk kamu, Sahabat terbaikku ❤

Beritahu, apa itu rindu?

Mengapa rasanya begitu menggebu Aku tak sanggup membendung Bahkan seperti mengalir dalam darah Mengikuti irama denyut nadi Berkecambuk di kepala Mengapa? Apa yg terjadi? Apa ini yg orang sebut rindu? Sepertinya mereka semua bergurau Menurutku, rindu tidak senikmat itu Kau hanya belum sampai pada puncaknya Titik dimana, Kau hanya bisa merasakannya Bukan sebagai dirinya Tapi sebagai bayang Titik dimana, Kau hanya bisa sampaikan lewat kata Namun tak satupun yang terdengar Dimana semua terasa sesak, Seperti mencekik Seperti menabur gula Pada kopi yang pahit Pahitnya tidak hilang Manisnya malah tidak nikmat Setahuku, Rindu bukan sekedar bahagia Atau aku yg salah menikmatinya? Pertiga malam jadi saksi Tatkala ku bersimpuh Berjuta harapan dan doa bergeliat di kepalaku Memaksa ingin keluar lebih dulu Tatkala ku angkat tanganku Mataku enggan diam Membendung isakkan yang pecah Apa kau masih mau berkata rindu itu nikmat? Sudahlah sayang, aku tidak bisa berbohong...

Pertemuan Pertama

Sinar matahari terasa hangat Seperti biasa, Ia selalu menghangatkan sejuknya pagi Tatkala mentari mulai terik, Ada perjumpaan yang tak disengaja Sebuah sapa seperti biasanya Namun, Rasanya yang tidak biasa Sapaan lembut nan syahdu Rasanya, Masih ingat betul Gambaran indah yang terlukis disana Wahai pencipta langit Alam semesta, Dan seluruh jagat raya Izinkanlah aku, Menikmati indahnya Sejak pertama jumpa Ingin hati selalu menjumpainya kembali Lengkuk indah yang amat ku kagumi Detik ini, Harapanku satu Akulah alasan di balik semua keindahan itu